Selasa, 31 Desember 2013

jingga di pelupuk mataku adalah mentari yang hampir tenggelam, tapi saat itu aku tidak sadar besok akan selalu terbit matahari untukku. sehingga kusebut DIA adalah judul


Untuk orang yang kucintai, aku menemukanmu dan menunjukkan setia karena cerita sebelumnya yang mengajarkanku apa yang akan kulakukan hari ini. 
Sempat tuk memiliki terhalang oleh sesuatu yang tak mendekatkanmu. Sesuatu itu adalah hal yang membuatmu semakin jauh. Narasi yang diawali september enam tahun yang lalu, saat keadaan mengajariku untuk mengagumi. Saat keadaan menjelaskan padaku bentuk pemuja rahasia itu bagaimana. Saat aku tahu bahwa diriku sedang jatuh cinta. Cerita itu berawal pada pengakuan pandangan pertama darimu di bawah pohon yang rindang. Dibawah guguran daun-daun kering. Pada saat aku duduk di bangku melingkar bawah mangivera indica. Saat aku tak tahu dan tak ingin tahu tentang dirimu. Semua berawal dari kala mentari menanjak tinggi di atas kepala langkah rutinitas kami. Aku dan mereka. Kamu yang kusebut pada bagian ini bukan kamu kekasihku tapi kamu sebelum kekasihku. Kamu adalah seorang yang memperkenalkanku perasaan terhadap lawan jenis. Kamu ingin kusebut si cuek itu. Dan kamu di sini adalah nama yang pernah banyak kutuliskan pada lembaran-lembaranku. Kamu yang memperkenalkanku dengan dunia cerita yang tak berujuk. Selanjutnya kusebut kamu adalah pangeran kesiangan yang berkudakan langkah pelan. Selanjutnya kusebut kamu matahari kesiangan karena menyinariku belakangan sesaat semua kuupayakan sendiri tuk menghasilkan cahaya itu sendiri. Selanjutnya lagi kuperkenalkan kamu adalah nama. Nama kamu adalah ama. Ama kusebut dengan panggilan aku masih ada.
A>M>A
Ama ini kusebut bagimu bagi pelaskar nama itu sebelumnya
Karena ku impikan bahwa laskarmu memang senantiasa merujuk pada kebenaran
Kamu akan tetap ada dan pernah surut
Laskarmu adalah bagian dari perasaanku yang selalu tumbuh dan tiada pernah mati dan binasa oleh masa
Oleh realita, dan oleh ketidakberpihakan
Aku masih ada adalah kau yang mewujudkan keberadaan diriku yang sesungguhnya
Keberadaan yang berawal pada sesaat setelah sahur 2008
Ashur pertama tanpa bersama keluarga
Keadaan sendiriku
Kala itu dering yang membangunkanku bersumber dari nomor 085xxxxxx
Kurang lebih demikian
Saat selalu ada imbox dan deringan misterius yang meyita banyak waktu tidurku
Dengan alasan bulan berkah, keadaan akan berberkah jika diawali menyulam cerita yang indah
Aku masih ingat caraku
Dengan singkat dan mengambang
Y a
Y tambah a
Ya
Saat suaramu memintaku untuk mengulangnya
Ya
Maka berawallah subuh 05 itu hari kesebelas bulan september  lima tahun yang lalu
Waktu itu waktu yang mengawali ceritaku. Cerita sebelum kutemukan kekasihku Irfandy dia sebut dirinya,
Untuk,mu Ama
Mulai ku kenal dan hingga akhirnya kumiliki hatimu
Itu bukan sembarang kebetulan yang singkat karena kita adalah satu
Satu raga
Satu jiwa
Jiwaku mengikuti langkahmu hingga senantiasa kuceritakan
Setiap menjelang senja aku selalu sibuk menguntai sajak tuk kirim di inboxmu
Agar kau bisa membaca sapaan dariku meski jarak membentangi kita
Kemudian menjelang waktu istirahatmu kusiapka pula untaian untuk mengantar tidurmu agar kau senanatiasa mengingatku
Dan 
Diwaktu fajar menyingsing, kembali aku ingin menjadi orang pertama yang menymbut pagimu dengan puisi cinta kekasihku
Karena aku selalu ingin menuliskan apa pun tentangmu
Dan kata apa pun untuk kau baca
Karena dengan demikian aku merasa sangat dekat meski sejauh mata memandang kau bahkan tidak nampak
Aku ingin di sisimu
Itu kalimat sempat kuucapkan sebulum badai membawamu pergi dan memperkenalkanmu dengan amnesia
Sehingga segala tentangku kau tenggelamkan dalam tempat sampah masa lalu
Padahal seyogianya aku masih diriku yang dulu
Babak pertama masih belum jelas letak konfliknya
Sampai kau rela melepaskanku tanpa kata untuk menahan dan  membiarkanku berlalu
Pergi….
Kau melepaskan genggamanmu yang begitu erat
Bahkan ketika aku berbalik pun
Berbalik menolehku
Pandanganmu tak lagi diarahku
Entah apa yang tidak ada dan kurang pada diriku
Aku melangkah dengan kalut
Berselimut keringat dingin karena ketidaksanggupan memikul beratnya berlalu dari 24 bulan kaya “ya” itu
Aku ingin tersandung
Ingin tahu bagaimana kau melihatku
Ingin tahu uluran tanganmu menyokongku tersandung
Tapi aku berusaha menarik nafas yang terengah-engah itu
Melangkah dengan pengharapan
Kau memanggil namaku
Memanggilku
Aku telah mempersiapkan skenario indah itu karena ku pikir
Apa yang bissa kusebut cinta itu ada pada pelupukmu.
Ada pada matamu
Ada pada hatimu
Dan ada pada pikiranmu
Aku segera ingin berbalik memelukmu meski kau hanya memanggil namaku
Aku semakin jauh
Melangkah kaki
Kau hanya diam, tak ada kata, tak ada ekspresi
Entah kau terpukul dengan pengajuan pisah yang kuajukan
Atau memang malah menyenangkan hatimu dengan sesuatu yang sebenarnya kau inginkan dari awal
Aku berlalu, menyimpan perasaanku yang membuncah terhadapmu
Aku ingin segera di kamar
Menuliskan semua itu
Aku ingin segera menagis, meluapkan sakit
Aku ingin
Ingin kau tahu
Ingin kau tahu bahwa aku menguji cintamu
Tapi tetap uji itu memang tak membuktikan perasaan dalammu yang menginginkanku tuk tetap ada dihatimu
Berlau dengan untaian kata yang kurangkai hingga  tahun keenam sejak mengenalmu
Pasti kau tak akan menyangka itu
Kuharap ada penyesalan yang bisa terbersit pada pelupukmu karena hal yang telah kau lakukan kala itu
Mengharap langkahmu penuh penghayatan untuk pilihan salahmu
Semoga matamu kembali terbuka kelak saat langkahku enggan menghampirimu lagi
Semoga telingamu mendengarkan hatimu memarahi pilihan salah yang membuatmu masuk pada lubang yang gelap itu
Semoga pula perasaan tak tenang karena kekeliruannya menghapus namaku yang terdiri atas dua kata menjadi satu kata
Semoga yang demikian itu akan menyadarkanmu dan membuatmu mengerti arti hadirku selama enam tahun tanpa terpahami dan tanpa tersadari oleh kenyataan yang kau jalanai

Aku ingin bisa menjadikan cerita itu cerita antara raga dan rasa yang telah terkubur karena tak terhiraukan oleh waktu dan setitik sempatmu
Karena kau telaah ditenggelamkan oleh antagonis yang mematikan rasa ikhlasmu akan kata-kata rindu itu
Aku ingin kamu kembali meyelami samudra bahteraan yang kupertahankan agar tetap indah
Dan aku ingin suatu saat kau menyesalah senjata perusak pribadimu yang sesungguhnya
Kini kau menjadi orang lain
Kini kau pergi tenggelam dalam kelam lagi gelap
Kau memilih meninggalkan cahayaku
Hingga keberpalingnmu itu menjenuhnya tenggang menunngguku yang terhitung sejaak 2007 silam
Kau sungguh tak tahu dan tak pernah ingin tahu segala prhatian yang kucurahkan
Hingga aku menumukan sesuatu yang baru dan bernilai lebih ketimbang A>M>A
Kamu tengah tertunduk suatu saat nanti
Ketika melihatku dengan gandengan yang membuatmu silau
Karena kau tak pernah ada penghargaan pada sisi rasaku terhadapmu

Kini sesi selanjutnya dunia baruku
Aku dilihat oleh seorang asing sedang menangisimu
Hingga langkahnya menghampiri setahun tanpa mengharap apapun hingga saat kau benar-benar menenggalamkan diri dalam dnia asing yang melenakan sesaat
Ketika itu kau akan meneteskan air mata melihatku tersenyum cemerlang bersamanaya
Dia yang menyeka air mataku karena menagisimu
Dia yang meminjamkan bahunya saat kau mencampakkanku
Dia yang selalu menyempatkan waktunya untukku saat kau sedang siibuk dengan duniamu
Dia yang selalu memberikan perhatiannya saat kisah kita tandus akan perhatianmu
Dia yang selalu memberiku kecerahan saat layu tak terawat olehmu
Dia yang selalu membuatku tersenyum ketika sedih karenamu
Hingga semua berbalik aku menderapkan langkahku ke arahmu. Aku mulai melangkah pelan menuju arahmu dan mulai mengerem langkahku untuk lanjut menghampirimu

Akhirnya aku berhenti dan berbalih pada cahaya yang dibawanya untukku

inilah 1808 tak berujung