Selasa, 05 Maret 2013

Memoar Merah

Musim baru cerita baru pula. Ada terpaan yang melapukkan senja menjadi memor merah enghancurkan warna jingga. Liput sekitaran yang tampak maya .Bernostalgia dengan cerita lama yang telah usang. Memoar merah yang terkait dengan warna-warna lain. Berpadu sehingga menyatukan leraian pertama, kedua, ketiga, dan berikutnya.

Banyak sketsa yang tak sempat berbentuk pada kenyataan itu. Sketsa yang hanya sekadar fiktif dan tak bertuan. Banyak perhatian yang luput dari sisi umum karena yang tampak hanya sisi kecil yang tertutup oleh kabut kehidupan.

Merah itu adalah amarah yang membuncah. Melekat pada sisi antagonis yang kerap mencibirkan kesalahan pemahaman akan luruhnya hati karena bual yang tak kau sangka. Memoar itu bagian kecil pada pelataran cerita. Hanya secuil. Merah itu menyala menyalahkan yang tak seharusnya disalahkan. Merah itu pula berkata dengan ilokusi yang tak tertargetkat. Merah itu lengah pada kenyataan yag tak berpihak. Merah meninggalkan hakikat berani yang sesungguhnya. Berani yang tidak ditempatkan pada tempatnya. Jagoan yang meninggalkan esensi merah yang sebenarnya. Memoarnya kelam, kelam yang pekat dan pahit.


*memoar merah itu akan berlalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar